Indramayu Historia Foundation Adakan Pameran Foto Sejarah Indramayu
Dec 24, 2014
Dartim Yudha dengan background foto sejarah Indramayu
Dalam rangka mengenang 242 Tahun Bandar Cimanuk, Indramayu Historia Foundation yang dipimpin oleh Sadewo. Mengadakan berbagai acara diantaranya do'a dan kidung tasyarkur, pembacaan puisi gurit Dermayon, demo lukisan mural, dan pameran foto Indramayu Heritage (Sejarah Indramayu) dan pameran painting over old money atau lukisan di atas uang kuno.
Acara ini digelar sejak pukul 9 pagi di bantaran sungai Cimanuk yang dibangun menjadi taman, yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, budayawan, seniman serta komunitas. Di antara komunitas yang hadir ada komunitas sepeda onthel Indramayu, Komunitas Blogger Indramayu, dan Komunitas Fotografi Indramayu.
Sadewo penggagas acara ini
Acara diawali musik rebana dari para santri, setelah itu dilanjut dengan doa bersama oleh para sesepuh di antaranya ada Ki Dalang Ahmadi satu-satunya dalang wayang cepak Indramayu yang saat ini keberadaannya hampir punah dan tidak ada generasi penerusnya.
Ki Dalang Ahmadi
Kemudian dilanjutkan dengan puisi gurit Dermayon yang diikuti oleh para budayan dan seniman asal Indramayu seperti Pak Tarka, dan lain-lain dengan membacakan kidung-kidung ciri khas Indramayu yang sudah mulai langka dan jarang dipagelarankan.
Di tempat ini pula dipajang foto-foto sejarah Indramayu dari sejak penjajahan Belanda hingga setelah kemerdekaan. Kami sendiri sebagai orang Indramayu baru melihat foto-foto repro yang dikoleksi oleh Kang Dewo dari berbagai literatur bahkan dari luar negeri.
Salah satu hasil seni dari Dartim Yudha yang mendunia
Selain itu dipajang pula lukisan karya Dartim Yudha, seorang pelukis abstrak yang lukisannya berbeda dengan yang lain, dimana dia melukis di atas uang kuno yang sudah disusun sedemikian rupa lalu dicat sesuai idenya. Karyanya banyak dilirik oleh penikmat seni tidak hanya dari Indonesia tetapi juga dunia.
Peserta yang hadir di acara mengenang 242 tahun bandar Cimanuk
Setelah semua acara di bantaran sungai Cimanuk yang dulunya sebagai bandar atau pelabuhan besar di Pulau Jawa, acara dilanjutkan jalan bareng menuju eks Gedung Biro Maritim dan Kapebeanan Pemerintah Hindia Belanda “Boomzaken” atau Gedung Pengawas BPR di jalan Siliwangi Indramayu. (Baca Indramayu Akan Punya Museum Sendiri)
Mereka berharap pemilik BPR segera melepas gedung tersebut untuk digunakan sebagai museum rakyat bandar Cimanuk, pasalnya Bupati Indramayu dan dinas terkait sudah menyetujui gedung tersebut digunakan sebagai museum.
Mudah-mudahan kedua belah pihak bisa memahami demi sejarah dan demi anak cucu kita di masa yang akan datang. Tidak hanya memikirkan masa sekarang dan untuk kepentingan pribadi atau golongan.
hidupkan kembali sejarah2 di Indramayu. keren (y)
ReplyDelete