M.A Sentot Pahlawan Nasional Dari Indramayu
Feb 3, 2015
M.A Sentot
Belum banyak orang yang tahu bahwa Indramayu ternyata memiliki Pahlawan Nasional. Namanya M.A Sentot kini digunakan sebagai salah satu nama Rumah Sakit Umum Daerah Patrol Indramayu.
M.A Sentot lahir di Blok Lapangan Bola Desa Plumbon Indramayu pada tanggal 17 Agustus 1925, anak keempat dari pasangan H. Abdul Kahar dan Hj. Fatimah ini sejak menginjak remaja M.A. Sentot (MAS) sudah terlihat wataknya yang membenci bangsa penjajah Belanda.
Dia menyadari benar keadaan rakyat Indonesia (dahulu bernama Hindia Belanda) yang sedang terjajah sehingga sangat mengganggu pikirannya, namun karena situasinya belum memungkinkan pada waktu itu maka angan-angannya harus terpendam sambil menunggu waktu yang tepat untuk berjuang mengusir penjajah Belanda.
Pada jaman penjajahan Belanda MAS bersekolah di HIS Indramayu, di jaman penjajahan Jepang ia masuk PETA mengikuti pendidikan Shodantjo dan selepas itu menjadi Shodantjo di Daidan Majalengka dan Indramayu.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno dan Hatta, MAS masuk BKR, yang kemudian berganti nama menjadi TKR, lalu berganti lagi menjadi TRI, dan kemudian beralih nama menjadi TNI mulai dengan pangkat Letnan Satu kemudian naik menjadi Kapten menjadi Komandan Kompi, bergerilya selama perang kemerdekaan melawan Belanda yang mencoba kembali menjajah Indonesia.
Dia memimpin pasukan di berbagai daerah seperti Desa Lohbener, Larangan, Cikedung, Jambak, Penganjang, Bugel dan Bongas. Dalam berbagai penghadangan dan penyerangan Pasukan MAS banyak menimbulkan banyak kerugian di pihak Belanda dan banyak melukai serta menewaskan banyak Tentara Belanda. Namanya dicatat sebagai pejuang yang gigih mengusir penjajah apalagi saat berperang di daerah dekat jembatan Cimanuk Indramayu yang sekarang terdapat tugu Nol Km.
Dia ikut hijrah ke Jogyakarta dan Jawa Tengah kemudian Long March kembali Ke Jawa Barat. Setelah perang kemerdekaan usai dan Belanda mengakui kedaulatan Republik Indoesia, MAS naik pangkatnya menjadi Mayor sebagai Komandan Batalyon A Divisi Siliwangi.
Kemudian M.A Sentot menjadi Komandan Detasemen Subsistensi KMKB Bandung di tahun 1951, menjadi Staf TT III Siliwangi di tahun1957, Siswa SSKAD di tahun 1957 dan ditahun yang sama naik pangkatnya menjadi Letkol.
Setelah lulus SSKAD dia ditempatkan di Kalimantan Selatan, menjadi Komandan Batalyon 604 di Kotabaru Kalimantan Selatan, kemudian menjabat Irtepe Koanda Kalimantan, Asisten II Deyah Koanda dan pernah mewakili Kepala Staf Deyah Koanda.
Pada Desember 1961 dia dipindah tugaskan dan ditempatkan sebagai Pamen SUAD III Mabesad di Jakarta, Maret 1963 ditugaskan di Operasi Karya menjabat Asisten III dan Juni 1966 dipindahkan kembali ke Mabesad dan Oktober 1969 pangkatnya naik menjadi Kolonel, pensiun tahun 1980 dengan pangkat terakhir Kolonel.
Setelah pensiun MAS kembali ketengah masyarakat dan tinggal di Bugel, Patrol Indramayu. Beliau wafat tanggal 6 Oktober 2001 dan karena jasanya sebagai pahlawan perang kemerdekaan asal Indramayu ia dimakamkan di TMP Cikutra Bandung, dan juga istrinya ibu Siti Alyah yang meninggal tahun 2002 pun dimakamkan ditempat yang sama karena terdaftar sebagai veteran pejuang 1945.
Cerita ini dikutip dari buku M.A Sentot Dalam Arus Sejarah Nasional Indonesia yang ditulis oleh Wawan Idris, Supriyanto dan A. Sudalim Gymnasthiar, dan diterbitkan oleh “Kampung Dua” tahun 2008.
apa singkatan dari M.A SENTOT
ReplyDeletemungkin yang dimaksud kepanjangan dari M.A Sentot adalah muhammad asmat sentot
ReplyDeletesingkatan M.A. apa ya....
ReplyDelete