Mengenal Yohanto A Nugraha, Pujangga Asli Indramayu
Jul 10, 2015
Yohanto A Nugraha alias Abuk alias Gatot (Foto Facebook)
Namanya mungkin belum begitu akrab ditelinga warga Indramayu, tetapi kiprahnya di dunia sastra membawa angin segar di Indramayu. Karena banyak karya-karyanya yang dipublikasikan di media cetak dan dibukukan. Itu membuktikan bahwa Indramayu memiliki orang-orang yang mempunyai luar biasa dalam berbagai bidang termasuk dalam dunia sastra. Dia adalah Yohanto A Nugraha alias Gatot alias Abuk alias Lie Keng Hoek.
Dia dilahir di blok Pecinan, Desa Karanganyar Indramayu pada tanggal 18 Februari 1955. Dia menulis puisi sejak tahun 1974 dan karya-karyanya sering dimuat di media cetak baik di daerah maupun pusat. Dia juga membentuk komunitas sastra KREASI pada tahun 1980 dan menyelenggarakan lomba-lomba dan diskusi sastra serta menggarap beberapa naskah drama dan monolog.
Dia juga pernah mengasuh ruang sastra yang disiarkan melalui radio Cindelaras, dan RSPD Indramayu sekarang Kijang Kencana FM. Abuk juga pernah menjabat sebagai ketua umum Dewan Kesenian Indramayu periode 2004 hingga 2007, tapi hanya satu tahun dia menjalani jabatan tersebut.
Beberapa karyanya sudah dibukukan seperti kumpulan puisi “Resonansi Sepanjang Usia” [komunitas bantaran, 2009] “Aku Akan Pergi Ke banyak Peristiwa”, [Antologi 9 penyair Jawa barat oleh Budpar Jabar, 2005], “Orasi Sunyi” [Formasi, 2005], "Lagu matahari bersama Kijun" [DKI, 2004], "Resital puisi 11 penyair Indramayu" [Dewan Kesenian Indramayu, 2001], JURANG bersama H, Ope Mustofa [Formasi, 1999, “Kiser pesisiran” [Forum Masyarakat sastra Indramayu, 1994], "tanah garam" [Kreasi, 1992] dan masih banyak lagi karya lainnya.
Saat acara lomba baca puisi karya Yohanto
Saat ini dia sedang merintis antologi penulis puisi tunggalnya yang berjudul “Lirik air mata alias Puisi sms” dan mendirikan komunitas seni “bantaran” di blok Talang Tembaga gg. Cempaka RT.23 RW.01 Lemahabang Indramayu, Jawa Barat.
Dia memiliki seorang isteri bernama Jumiatin dan memiliki 4 orang anak bernama Samsul, Lukman, Mustika Wijaya dan Adi Adhari A Nugraha dan memiliki 3 orang cucu bernama Farah Annisah Haya, Bayu dan Hafiz. Sekarang dia sedang aktif di Forum masyarakat sastra Indramayu atau disingkat dengan Formasi.
Mudah-mudahan dengan kehadiran pujangga seperti Yohanto A Nugraha bisa memberikan motivasi untuk generasi muda agar tetap mencinta dunia sastra, baik yang menggunakan bahasa Indonesia atau menggunakan bahasa daerah. Sehingga bahasa daerah Indramayu akan tetap ada hingga kapan pun.
Tulisan ini dikutip dari blog Samsul
Saya tertarik dengan tulisan anda mengenai sastra. Sastra merupakan sesuatu yang penting yang harus diajarkan bagi pelajar Indonesia. Saya memiliki beberapa pembahasan sastra yang bisa anda kunjungi di www.lepsab.gunadarma.ac.id
ReplyDeletebangga sekali di indramayu memiliki tokoh yang mencintai kesastraan
ReplyDelete