Kondisi Pelabuhan Pangkalan Ikan (PPI) Dadap Indramayu Memprihatinkan
Sep 28, 2015
Kondisi PPI Dadap - Indramayu |
Sebagai kabupaten dengan wilayah pantai yang luas masyarakat Indramayu sebagian besar berprofesi sebagai nelayan, namun sayangnya tidak semua daerah perkampungan nelayan di Indramayu memiliki fasilitas Pelabuhan Pangkalan Ikan (PPI) yang representatif, seperti yang terjadi pada Pelabuhan Pangkalan Ikan (PPI) Lepas Pantai Dadap Indramayu yang dibangun pada tahun 2000 dan mulai beropesi pada tahun 2003, kini kondisinya memprihatinkan. Bangunan infrastrukstur rusak, perawatan dari pemerintah pun tidak maksimal.
Bahkan yang memprihatinkan keberadaan kolam labuh kapal sudah dangkal, hanya dihuni oleh perahu kecil, keberadaan tempat pelelangan ikan (TPI) pengelolaanya masih menggunakan sistem eksistensi dari Distanak Indramayu, belum lagi dihuni oleh oknum yang memanfaatkan lahan kosong untuk kepentingan yang tidak jelas.
Hal ini menyebabkan roda pertumbuhan ekonomi di wilayah pesisir pantai Dadap sangat memprihatinkan jika tidak segera ditangani secara serius oleh pemerintah daerah.
Di PPI Lepas Pantai Dadap Indramayu yang berada di Kecamatan Juntinyuat ini, antara daratan dengan pelabuhan dihubungkan oleh trestle yang ditopang oleh pilar-pilar beton.
Panjang trestle sama dengan jarak antara pelabuhan dengan garis pantai yakni 240 m. Panjang breakwater kolam labuh yang sejajar pantai sama dengan 200 m. Panjang breakwater yang menghadap ke laut lepas yakni 176 m. Lebar mulut alur ke luar dan masuk kapal ke dalam pelabuhan 60 m.
Master plain program gagasan Prof. Rokhmin Dahuri, mantan Menteri Perikanan dan Kelautan RI tahun 2003 ini telah menelan biaya pembangunan senilai Rp 18 miliar lebih yang bersumber dari APBN dan APBD provinsi.
Dengan dukungan lahan dari pemerintah daerah seluas lebih kurang 5 hektar ini merupakan potensi aset daerah Indramayu yang patut untuk diperhatikan secara serius.
Semoga pemerintah daerah, khususnya instansi terkait yaitu Dinas Perikanan dan Kelautan, segera membenahi ini demi mengaktifkan jantung perekonomian masyarakat nelayan di wilayah tersebut.